Minggu, 27 September 2009

1/4 abad berlalu....

Terima kasih cinta...
untuk tawa..tangis...sedih...haru...bahagia...

Jika ini yang terbaik

Ketika ragaku tak sanggup menahan amarahmu

Ketika kakiku tak sanggup membawa langkahku lebih dekat padamu

Ketika tanganku tak sanggup menggenggam tanganmu & memelukmu

Ketika bahuku tak sanggup jadi tempat bersandar dan menangis untukmu

Ketika kata-kataku tak sanggup jadi penghibur saat dirimu sedih

Ketika hatiku tak sanggup memeluk hatimu saat hatimu sendiri..

Ketika air mataku tak sanggup menahanmu untuk selalu berada di sisiku…

Mungkin “ini”lah yang terbaik.

Tuhan, jika seseorang ini bukanlah untukku, bimbinglah dia melewati hari-harinya

Jangan biarkan aku lelah menyebut namanya di setiap doaku

Jangan biarkan aku lelah selalu memohon yang terbaik untuknya

Tuhan, jika masih ada sisa ruang dihatinya, izinkan aku mengisi kekosongan itu

Tapi jika memang ini yang terbaik..

Aku percaya Engkau lebih menyayanginya disbanding aku menyayanginya

Engkau lebih mencintainya dibanding aku mencintainya

Berilah dia kekuatan menggapai mimpi-mimpinya

Berilah dia ketegaran menghadapi segala rintangan di hidupnya

Berilah dia kesabaran menjalankan tugas dan pekerjaannya…

Amin….

Terima kasih Tuhan atas waktu dan kesempatan yang kau berikan untukku mengisi hatinya…

Berilah aku kekuatan untuk menyusun kepingan hati ini…

Untuk seseorang di kota pahlawan yang tak pernah lelah ‘ku berdoa untuknya…

Senin, 23 Februari 2009

Mengenangmu

Untukmu IBU…..

Malam itu, tepat jam 19.00 WIB aku turun dari bis di terminal Terboyo ayahku sudah menungguku di perempatan. Tak banyak bicara beliau hanya tersenyum dan langsung memelukku dan berbisik “semuanya telah sampai, ikhlaskan ya nak…” bagai gemuruh rasanya ku mendengarnya aku tak percaya mendengarnya. Kakiku lemas, dadaku sesak aku sudah tidak bisa lagi melihat senyum ibuku yang terakhir kulihat saat lebaran idul adha tahun 2007. Sesampainya dirumah yang kulihat hanya tubuh yang terbaring kaku tak bergerak tak ada detak tak ada suara…Ya Allah kuatkah aku dengan ini semua…

Saat semua tamu hadir untuk membacakan doa terakhir untuk ibuku, aku bersiap-siap untuk memandikan beliau untuk yang terakhir kalinya. Kupegangi tubuhnya yang kaku, kubasuh perlahan dan tak hentinya kumemanjatkan doa. Baca sholawat itu yang selalu ibu bilang, jadi tak hentinya ku membaca sholawat…dengan dinginnya air malam itu kutak peduli.Tangan itu yang dulu menggendongku, menyuapi aku nasi, membasuh lukaku, memandikan aku dan sekarang tangan itu kaku tak bergerak sama sekali…jikalau ini adalah kewajiban terakhirku untuk memandikan jenasah ibuku maka dinginnya air aku tak peduli.Karena hanya inilah yang bisa kulakukan untukmu. Maafkan aku ibu……

Dan tempat terakhir ibuku di Bergota, di batu nisan itu ku bersimpuh memanjatkan doa walau tak kuasa ku menahan air mata yang mengalir…..tapi kuyakin satu hal bahwa aku tidak sendirian dan masih banyak orang-orang yang menyayangi aku. Kakakku, adikku, ayahku, dan keponakan kecilku ZAHRA…dan sahabat-sahabatku, juga Mehenku….

Ku akan terus melangkah dan melanjutkan hidupku untuk menjadi seperti apa yang diinginkan ibuku.Semoga dikakimu kutemukan surgaku……Ya ALLAH lapangkanlah kuburnya, ampunilah segala dosanya dan terimalah segala amal ibadahnya dan tempatkanlah ia disisiMU ditempat yang terbaik.

Kubayangkan buliran air mata bergulir dari pelupuk matamu

Saat aku mengucapkan barisan kata-kata sayang

Hari ini kau berucap

Kita sebenarnya hidup sendiri di dunia ini

Jadi berjuanglah untuk dirimu sendiri

Tak perlu kau sesali kepergian seseorang yang kau sayangi

Aku yakin kamu mampu

Hidup adalah pembuktian

Ketika kita harus menjalankan skenarioNYA

Tak ada kata yang kuucapkan padamu

Aku hanya bisa membisu

Didadanya kulepaskan segala gundah

Ibu tak pernah lelah

Ibu meski kau telah tiada namun aku merasa ibu slalu menemaniku kemanapun aku melangkah dan aku berjanji apapun yang terjadi aku nggak akan pernah nyerah untuk meraih apa yang aku cita-citakan…..doakan aku slallu ibu.

MENGENANG SATU TAHUN IBU, SEMARANG 24 SAFAR 1430 H

Kamis, 22 Januari 2009

For my Mom

Kubayangkan buliran air mata bergulir dari pelupuk matamu

Saat aku mengucapkan barisan kata-kata sayang pada buah hatimu

Hari ini kau berucap

kita sebenarnya hidup sendiri di dunia ini

jadi berjuanglah untuk dirimu sendiri

tak perlu kau sesali kepergian seseorang yang kau sayangi

aku yakin kamu mampu

hidup adalah pembuktian

Ketika kita harus menjalankan skenarioNYA

Tak ada kata yang kuucapkan padamu

Aku hanya bisa membisu

Didadanya kulepaskan segala gundah

Ibu tak pernah lelah